Proses pembuatan teh hitam
Teh hitam
diolah melalui fermentasi, dan dibagi dua, yaitu teh orthodox dan teh CTC
(Cutting, Tearing, dan Curling). Teh orthodox adalah teh yang diolah melelui
proses pelayuan sekitar 16 jam, penggulungan, fermentasi, pengeringan, sortasi,
hingga terbentuk the jadi. Teh CTC (Cutting, Tearing, dan Curling) yakni teh
yang diolah melalui perajangan, penyobekan, dan penggulungan daun basah menjadi
bubuk kemudian dilanjutkan dengan fermentasi, pengeringan, sortasi, hingga
terbentuk teh jadi.
Pada awalnya,
di Indonesia hanya memproduksi teh hitam orthodox. Sejalan dengan pergeseran
selera konsumen yang mengarah pada teh celup yang komponen terbesarnya
merupakan teh CTC (Crushing Tearing and Curling), teh hitam orthodox kini
jarang dipakai. Kini banyak industri teh yang mengolah teh dengan sistem CTC
(Crushing, Tearing, dan Curling). Sistem CTC ini relatif baru di Indonesia.
Berikut ini
merupakan tahap-tahap dan penjelasan pengolahan the dengan menggunakan sistem
orthodox :
1. Proses
Pelayuan, yaitu menggunakan kotak untuk melayukan daun (Whithering
trought), merupakan kotak yang diberikan kipas untuk menghembuskan angin ke
dalam kotak. Proses ini mengurangi kadar air dalam daun teh sampai 70%.
Pembalikan pucuk 2 - 3 kali untuk meratakan proses pelayuan.
2. Proses
Penggilingan, yaitu bertujuan untuk memecah sel-sel daun, agar proses
fermentasi dapat berlangsung secara merata.
3. Proses
Oksidasi. Setelah proses penggilingan selesai daun teh di tempatkan di meja
dan enzim didalam daun teh akan memuali oksidasi karena bersentuhan dengan
udara luar. Ini akan menciptakan rasa dan warna teh. Proses ini berlangsung
sekitar 0,5 sampai 2 jam.
4. Proses
Pengeringan, yaitu menggunakan ECP drier (Endless Chain Pressure drier)
& Fluid bed drier. Kadar air produk yang dihasilkan 3-5 % .
Berikut ini
merupakan tahap-tahap dan pengolahan teh menggunakan sistem CTC (Crushing
Tearing and Curling) (Sumber : Majalah Gema Industri Kecil, Edisi 14) :
1. Penyiapan
bahan baku, yaitu bahan baku yang berupa pucuk halus dari hasil pemetikan
medium murni, karena pucuk yang halus sangat membantu kelancaran proses
penggilingan. Pucuk teh halus ini minimal harus 60% dan utuh.
2. Pelayuan.
Cara pelayuan pucuk untuk pengolahan teh CTC ini bisa mencapai 32%-35% derajat
layu, dan kadar air 65%- 68%. Proses pelayuan membutuhkan waktu 4-6 jam dan
masih memerlukan pelayuan bahan kimia, sehingga pelayuan diperpanjang menjadi
12-16 jam.
3. Pengayakan
pucuk layu. Pengayakan ini sangat berguna dalam pengolahan, yaitu untuk
memisahkan pucuk dari berbagai kotoran, seperti pasir krikil dan benda lainnya
yang dapat menyebabkan tumpulnya pisau/gigi pada gilingan CTC.
4. Penggilingan.
Mesin giling CTC mampu menghancurkan daun dengan sempurna, sehingga seluruh sel
daunnya pecah, dengan demikian menghasilkan oksidasi enzimatis (fermentasi)
senyawa-senyawa polifenol lebih banyak. Penghancuran daun yang merta ini, akan
menunjang terjadinya berbagai proses biokimia, antara lain adalah proses
oksidasi enzimatis polifenol, perombakan pektin oleh enzim dan perombakan
klorofil oleh enzim.
5. Fermentasi.
Fermentasi bubuk basah memerlukan suhu udara rendah 25ºC dan kelembaban tinggi
90%-100%. Fermentasi pada pengolahan CTC ini dapat memakai fermenting trays,
dibeber dilantai atau continous fermenting mechine (CFM). Waktu fermentasi
antara 80-85 menit. Hasil fermentasi teh CTC lebih merata, karena bubuk basah
lebih kecil dan rata.
6. Pengeringan.
Pengeringannya dilakukan sampai kadar air pada bahan mencapai 3-5%.
7. Sortasi.
Sortasi teh kering pada pengolahan CTC lebih sederhana dibandingkan dengan teh
hitam orthodox. Keringan teh CTC ukurannya hampir seragam dan serta-serat yang
tercampur dengan keringan hanya sedikit. Di samping memisahkan serat dan
tangkai, sor tasi kering juga dapat memisahkan partikel-partikel teh yang
ukurannya seragam.
Karakteristik
Pengolahan Teh Hitam Orthodox dan The Hitam CTC
Akibat
perbedaan cara pengolahan, maka teh Orthodox dan CTC memiliki
perbedaan-perbedaan, baik dari bentuk maupun cita rasanya. Dapat dilihat pada
table dibawah ini.
Sumber: Achmad
Imron (2001)
DAFTAR
PUSTAKA
Achmad Imron
Rosyadi. 2001. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Untuk Memproduksi Teh Hitam
Berkelanjutan. Bandung: Disertasi, Universitas Padjajaran.
Wagu. 2001. Teh
Produk Hilir Lebih Prospektif. Majalah Gema Industri Kecil, Edisi 14 Juni
2006.
slider mekanis 2, cara membuat baut pada solidwork, membuat slider mekanis 3, membuat slider mekanis 4, cara membuat slider mekanis 1, membuat RIB pada solidwork,, cara revolve sweep pada solidwork, design table pada solidwork,, membuat core and cavity pada solidwork, solidwork draft, solidwork loft, solidwork ekstrude, tutorial 1 dasar dasar solidwork, tutorial 2 cara menggunakan extrude, tutorial 3 cara menggunakan extrude cut, tutorial 4 cara memakai revolve, tutorial 5 cara memakai revolve cut, tutorial 6 cara memakai extrude path
tutorial 7 cara memakai loft awal, tutorial 8 cara menggunakan lingkaran, tutorial 9 cara menggunakan extrude loft,tutorial 10 cara menggunakan filletpembahasan soal impuls dan momentum, arus dan tegangan listrik bolak balik, BARISAN DAN DERET UNTUK IPA, TEORI IMPULS DAN MOMENTUM, INDUKSI MAGNETIK DAN MEDAN MAGNETIK, MEDAN MAGNET, SERIAL NUMBER IDM, PROGRAM LINIER, INDUKSI MAGNETIK, PEMBAHASAN MATDAS SNMPTN 2006, PEMBAHASAN MATEMTAIKA SMA, DOWNLOAD IDM 6.05, DIMENSI TIGA,TUTORIAL NO. 1, SILDER MEKANIS 2, PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT, SISTEM PERSAMAAN LINIER DAN FUNGSI KUADRAT, DIFFERENSIAL IPA, PEMBAHASAN SOAL TENTANG ODE, VEKTOR IPA,
SLIDER MEKANIS 4 , PROGRAM LINIER IPA, FUEL CELL ,BUKU DASAR2 EKONOMI TEKNIK, SLIDER MEKANIS , PENYELESAIAN LAPLACE, CARA MEMBUAT BAUT, SLIDER MEKANIS 3, PICK PICK EDITOR, TUTORIAL BUAT LINGKARAN, PERPANGKATAN DAN BENTUK AKAR, LIMIT FUNGSI, SAVE AS PDF, PEMBAHASAN MATDAS 2009,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar